Sabtu, 25 Maret 2017

Kami sama

Mulai hari ini, aku akan menganggapmu sudah mati.
Karena setelah pergumulan beberapa bulan yang tiada henti ini, aku merasa kamu sangat mengganggu dan.. ya aku merasa tidak ada alasan untuk bersikap baik pada makhluk tidak berhati sepertimu. Jujur saja aku pernah merasa sama buruknya denganmu dan merasa pantas untuk diperlakukan buruk.

Tapi aku salah..

Dari awal kamu memang senang menyakiti orang-orang sepertiku karena kamu tahu apa kelemahanku, dan bagimu aku sama sekali tidak berarti. Tapi bodohnya aku selalu meyakinkan diri bahwa bagimu aku punya arti.







"Cih menyedihkan" ucap gadis itu.
Sambil menyeruput secangkir teh yang ada ditangan kirinya, ia membolak-balikan tiap halaman. Sesekali ia juga mencoret kata-kata yang ada pada buku itu. Kadang garis bibirnya tertarik ke atas walau tetap dengan tatapan dingin.

Gadis satunya lagi meronta-ronta, tapi tidak berdaya karena tangan dan kakinya terikat kuat pada kursi.

Gadis itu lalu berjalan mendekati gadis yang sedang terikat, mengusap kepalanya, lalu menatapnya lekat-lekat.

"Aku bukan sedang cemburu, tapi aku tidak suka wilayah teritorialku diusik. Aku senang semuanya telah berakhir, karena seperti yang kamu bilang bahwa baginya kamu tidaklah berarti. Jadi jika kamu mati hari inipun tidak akan ada yang datang untuk mencari. Aku hanya ingin memastikan hal semacam ini tidak terulang lagi."

Kemudian ia tersenyum dan kembali ke kursinya, menikmati sisa teh yang ada pada cangkirnya.













Jauh dibelakang gadis yang terikat itu, ada sosok pria yang sedang berdiri menyandar pada tembok, iapun ikut tersenyum. Benar-benar tidak punya hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar